Terdampak Jalan Tol, Warga Penengahan Ubah Pekarangan Jadi Lahan Pertanian
LAMPUNG — Proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ikut berdampak bagi masyarakat. Sebagian lahan pertanian milik warga kecamatan Bakauheni, kecamatan Penengahan beralih fungsi menjadi lahan Jalan Tol Sumatera. Sebagian terkena poros tengah Jalan Tol Trans Sumatera dan sebagian terimbas jalan layang dan terowongan.
Komarudin adalah salah satu warga Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan yang terimbas. Dia memiliki lahan rumah dan pekarangan berjarak sekitar 100 meter dari lahan Jalan Tol Trans Sumatera dengan lahan perbukitan.
Dia sengaja pindah dari lokasi tempatnya tinggal karena tanah merah yang berada di lahan pekarangan dan kebun miliknya seluas lebih dari satu hektare dimanfaatkan sebagai tanah timbunan tol.
Sementara beberapa bidang lahan miliknya terkena proses pembangunan jalan tol dan memperoleh ganti rugi.
“Saya sengaja menjual tanah yang dipergunakan sebagai material timbunan jalan tol Trans Sumatera karena lokasinya dekat dengan rumah saya. Setelah dilakukan proses penggalian lahan bisa dipergunakan sebagai lahan pertanian sayuran. Setelah itu akan diubah menjadi lahan sawah,” kata Komarudin salah saat ditemui Cendana News, Senin (25/12/2017)
Selain pekarangan dan bangunan rumah ia menyebut kepindahan secara sukarela tanpa ganti rugi tersebut diakuinya karena lokasi tempat tinggalnya berada jauh dari perkampungan warga lain sehingga Komarudin memutuskan untuk pindah ke lokasi yang dekat dengan perumahan warga.
Ia menjual tanah galian dengan satu truk besar dihargai Rp40.000 dengan total lebih dari 100 truk. Dia terlebih dahulu melakukan penebangan sebagian pohon yang ada di lahan yang dimilikinya.