PALU — Nilai tunggakan pembayaran rastra (beras untuk warga sejahtera) di Provinsi Sulawesi Tengah masih mencapai miliaran rupiah.
Kepala Perum Bulog Sulteng Khozin, di Palu, Minggu, membenarkan masih sekitar Rp1 miliar tunggakan pembelian atau penebusan rastra di provinsi itu.
Namun ia engan merincikannya, kecuali berharap tunggakan tersebut bisa segera dibayarkan.
Semua kabupaten/kota di Sulteng memiliki tunggakan rastra untuk jatah rastra 2017.
“Kami tidak mengetahui dimana piutang itu mengendap, sebab warga sebelum menerima jatah mereka biasanya sudah membayar terlebih dahulu kepada petugas masing-masing kelurahan atau desa,” kata dia.
Dia sangat berharap persoalan itu mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah masing-masing.
Ia mengingatkan, uang tersebut milik negara dan harus segera dibayarkan.
Tunggakan mencapai miliaran rupiah tersebut hasil dari penjualan beras bersubsidi yang disalurkan Bulog kepada para penerima manfaat yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sulteng.
Pada 2017, Bulog Sulteng mendapat penugasan pemerintah menyalurkan rastra pada 13 kabupaten dan kota di provinsi ini sebanyak 15 kg per KK per bulan dengan harga tebus Rp1.600/kg.
Khozin juga mengatakan untuk 2018, pemerintah pusat telah mengurangi jatah rastra atau bantuan sosial (bansos) dari 15 kg menjadi 10 kg per KK.
Bulog Sulteng hanya menyalurkan rastra (bansos) 10 kg di Kota Palu dari Januari sampai dengan Juni 2018 saja. Selanjutnya Juli-Desember bukan lagi bansos, tetapi bantuan pangan nontunai (BPNT). Tetapi hanya berlaku di wilayah Kota Palu.
Sedangkan untuk kabupaten, penyaluran seperti biasanya, tetapi bukan lagi rastra, namun bansos.[Ant]