UNIPA Sesalkan Pernyataan Mendikbud

MAUMERE – Wakil Rektor Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere, menilai pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, lebih kepada emosional sesaat akibat dari posisi Indonesia yang berada di peringkat ke-72 dari sisi kualitas pendidikan.

“Sebagai pejabat Negara, Pak Menteri harus bisa mengontrol semua pernyataan yang bisa menimbulkan kerugian, baik secara psikologis. Ada masyarakat di wilayah NTT merasa didiskreditkan dengan adanya pernyataan tersebut,” ungkap Dr. Jonas K.G.D Gobang, S.Fil., MA., Kamis (7/12/2017).

Hendrikus Pedro, S.Fil., MA., Dosen Psikologi Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere. -Foto: Ebed de Rosary

Saat ditanyai Cendana News terkait pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang mengatakan mungkin sampel survey sebuah lembaga internasional tersebut diambil di NTT, Jonas mengatakan, seorang pejabat negara dalam menyampaikan pernyataan di hadapan media harus dapat mengontrol dan dirinya menilai ini emsoisonal sesaat tanpa kontrol.

Dari sisi etika komunikasi, kata Jonas, Pak Menetri harus mengakui bahwa dia tidak bisa mengiontrol emosi. Pernyataan itu karena mungkin dirinya tersudutkan oleh rilis satu lembaga internasional dan ini mendiskreditkan masyarakat NTT, dan di berbagai media dan forum diskusi banyak orang NTT memprotes pernyataan itu.

“Tapi, di sisi lain kita perlu melihatnya dari sisi positif, agar kita merefkeksi, apakah pernyataan stereotipe itu sungguh nyata ada di wilayah kita. Apakah kita masih terbelakang di dunia pendidikan?” tanya Jonas.

Tapi, penafsiran itu selalau terbuka, sambung Wakil Rektor UNIPA Bidang Akademik, ini. Dan, pernyataan menteri juga sangat ambigu, ada dualisme makna. Kalau menurutnya tidak bisa digeneralisir, sebab orang NTT yang hebat dan dapat berbicara di skala nasional dan internasional banyak.

Lihat juga...