Usulan Usmar Ismail Jadi Pahlawan Bakal Berdampak Positif pada Perfilman Nasional

JAKARTA — Tahukah Anda siapa itu Usmar Ismail? Orang yang berkecimpung dalam perfilman tentu tahu Usmar Ismail (1921-1971) yang dijuluki Tokoh Perfilman Nasional.

Film garapannya ‘Darah dan Doa’ (rilis 1950) dianggap sebagai film nasional pertama di Indonesia. Syuting pertama film tersebut, 30 Maret, dijadikan sebagai peringatan Hari Film Nasional.

Kritikus film menganggap karya-karya filmnya, seperti ‘Enam Djam di Jogja’ (1951) mengandung ciri Indonesiawi. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman yang dinamakan Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail (PPHUI).

Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan opera, musik, dan teater, yang dinamai sesuai namanya.

Yayasan PPHUI yang menaungi gedung tersebut dalam merayakan ultahnya yang ke-23, mengusulkan kepada pemerintah agar Usmar Ismail diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

“Terima kasih atas upaya semua pihak yang mengusulkan agar Usmar Ismail sebagai pahlawan nasional. Keputusan ini nanti bakal berdampak positif pada perfilman nasional,” kata Irwan Usmar Ismail, anak Usmar Ismail, yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Yayasan PPHUI, kepada Cendana News, beberapa waktu yang lalu.

Lebih lanjut, Irwan menyatakan kegembiraannya karena cinema hall di Gedung PPHUI kini sudah berstandar internasional. “Kami senang sekali CinemaHhall kini sudah berubah format dari seluloid menjadi digital dengan standar internasional. Perubahan ini kami lakukan tentu untuk mengikuti perkembangan jaman sekarang yang serba digital, “ terang Irwan.

Irwan berharap perubahan ini akan menarik minat PH untuk melaunching film karya Usmar Ismail. “Karena dulu banyak PH yang menggunakan cinema hall untuk melaunching filmnya, “ tandasnya.

Lihat juga...