Penerapan VUB Inpari 31 dan 33 BPTP Yogyakarta Mampu Tangkal Hama WBC

Editor: Irvan Syafari

YOGYAKARTA — Penerapan teknologi pengendalian hama terpadu yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta terbukti berhasil meminimalisir dampak serangan hama Wereng Batang Coklat (WBC) di Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman.

Hal itu dibuktikan dengan melimpahnya hasil panen petani di lahan seluas 25 hektare yang menjadi percontohan pengendalian hama WBC secara terpadu di DIY. Padahal Desa Tirtomartani, diketahui merupakan daerah endemik serangan hama WBC yang merupakan momok utama petani sejak tahun 2012 lalu.

Ketua Kelompok Tani Mulyo, Dusun Sembur, Tirtomartani, Kalasan, Samsuri, menyebutkan untuk pertama kalinya, hasil penen di desanya bisa mencapai 7,4 ton per hektare gabah kering pungut. Jumlah tersebut jauh meningkat dari hasil panen sebelumnya yang hanya mencapai 5,4 ton per hektare GKP akibat serangan hama.

“Sebelum-sebelumnya hasil panen petani disini hanya bisa mencapai 75 persen akibat serangan hama wereng batang coklat. Itu karena sejak umur satu bulan, padi sudah mulai diserang hama wereng yang menghisap batang padi, sehingga membuat tanaman jadi kering dan layu,” katanya Senin (12/02/2018).

Namun dengan penerapan teknologi pertanian yang dikembangkan BPTP Yogyakarta, berupa penggunaan bibit varietas unggul baru (VUB) tahan WBC yakni inpari 31 dan inpari 33, termasuk penerapan sistem jajar legowo super, permasalahan utama petani di desa ini dapat diatasi.

“Sebelumnya kita menanam bibit padi seperti ciherang, pp atau cidenuk, semuanya selalu diserang hama WBC. Baru 3 bulan terakhir ini kita dikenalkan bibit inpari 31 dan 33 yang merupakan varietas tahan wereng. Dan berkat pengawasan dan pendampingan pihak penyuluh BPTP secara terus-menerus, hama bisa diatasi,” katanya.

Lihat juga...