MATARAM – Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H Usman Hadi, menyebutkan, realisasi imunisasi campak (measles) dan rubella di daerahnya tercatat baru 10 persen dari 117.000 sasaran.
“Kita akui realisasi pelaksanaan imunisasi measles rubella (MR), sangat rendah dan masih jauh dari target yang ditetapkan,” katanya, kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (29/8/2018).
Rendahnya realisasi imunisasi MR tersebut, menurutnya, karena sejak terjadi gempa bumi pada Minggu (5/8) malam, dengan kekuatan 7,0 skala ricther (SR), pelajar diliburkan hingga batas yang belum ditentukan.
Bahkan, sampai hari ini, aktivitas sekolah yang menjadi target sasaran selama bulan Agustus belum aktif melaksanakan proses belajar mengajar. “Jadi, sangat wajar jika realisasinya seperti itu,” katanya.
Termasuk pelayanan di puskesmas dan posyandu juga tertunda, karena tingkat kunjungan masyarakat yang membawa anaknya untuk diimunisasi bisa dikatakan hampir tidak ada.
“Kebanyakan para orang tua masih membawa anak-anak mereka mengungsi, karena takut gempa susulan,” katanya.
Di sisi lain, Usman mengakui, dengan kondisi ini target capaian 95 persen sasaran pada akhir bulan September tidak dapat tercapai, sehingga kemungkinan bisa tercapai sekitar bulan Oktober atau November.
“Kondisi itu bisa dipahami oleh Kementerian Kesehatan, sebab hampir semua daerah terdampak bencana gempa bumi di NTB, tidak dapat melaksanakan program imunisasi MR, sesuai target yang ditetapkan,” katanya.
Sementara menyinggung tentang fatwa MUI terhadap imunisasi MR, Usman mengatakan, apa yang menjadi fatwa MUI sudah disampaikan kepada masyarakat, tetapi keputusan tetap ada pada orang tua.
“Kami tidak bisa memaksakan memberikan imunisasi kepada orang tua yang menolak, sebab itu adalah hak mereka,” ujarnya.
Usman menambahkan, imunisasi campak diberikan untuk mencegah berbagai penyakit seperti, radang paru, radang otak, kebutaan, diare dan gizi buruk.
Sementara penyakit rubella dapat menyebabkan kelainan jantung, kelaian mata (katarak), tuli, keterlambatan perkembangan anak dan kerusakan jaringan otak.
“Karena itu, meskipun anak sudah pernah diimunisasi campak atau terkena campak sebelumnya, anak tetap harus mendapatkan imunisasi MR agar mendapakan kekebalan terhadap rubella,” katanya. (Ant)