60 Peserta Pelatihan Kepemimpinan Dinyatakan Lulus
Editor: Koko Triarko
Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra.-Foto: Sultan Anshori
DENPASAR – Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan, diklat kepemimpinan sejatinya bukan semata-mata syarat untuk mendapat jabatan. Lebih dari itu, bagaimana kebijakan strategi yang dirancang menghasilkan output yang bermanfaat dan mampu menumbuhkembangkan nilai keharmonisan dan rasa kebersamaan. Selain itu, kebijakan dan strategi yang dirancang diharapkan dapat menghasilkan pemerataan bagi masyarakat.
“Pelaksanaan Diklat Kepemimpinan Tingkat II Tematik Kepariwisataan ini sudah semakin dirasakan manfaatnya, terutama dari daerah-daerah luar Bali. Karena itu, ke depan pengelolaan pelatihan ini terus dikembangkan, sehingga Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali memiliki branding kekhususan dalam penyelenggaraan pelatihan kepemimpinan di Indonesia,” ucap Sekda Made Indra, saat menutup Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tematik Kepariwisataan di BPSDM Provinsi Bali, Sabtu (29/9/2019).
Sekda berharap, agar inovasi yang dibuat oleh para peserta diklat harus mampu berkelanjutan atau dengan kata lain tidak berhenti, karena pelatihan telah berakhir. Menurut Koster, Milestone jangka menengah dan jangka panjang harus bisa diselesaikan pascapelatihan.
“Lakukan akselerasi dan sinergitas terhadap inovasi tematik kepariwisataan, agar mampu memberikan kontribusi pada daerah dalam mengentaskan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, pelestarian budaya dan lingkungan, serta pemerataan pembangunan. Mudah-mudahan inovasi saudara mudah diterapkan, relevan dan benar-benar dibutuhkan. Dengan demikian, Anda akan mendapat dukungan dari masyarakat dan khususnya pengambil kebijakan,” ujarnya.
Dikatakannya, bila bangsa ingin maju, berdaya saing dan sejahtera, maka kita semua harus bermental perubahan, dan hal itu dapat dimulai dari membangun mindset perubahan dari diri masing-masing, selaku abdi negara dan abdi masyarakat dengan membangun dedikasi, disiplin, hirarki dan loyalitas yang terbangun dari kesadaran masing-masing tanpa harus disuruh atau dipaksakan.
“Sekali lagi saya tegaskan, saudara telah berani dan mampu berinovasi, didukung rekomendasi dari mentor dan sudah diuji melalui laboratorium kepemimpinan selama dua bulan di satuan kerja masing-masing, sehingga tidak perlu lagi ragu-ragu untuk melanjutkan inovasi itu untuk menggali potensi yang ada, memfasilitasi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal, khususnya bidang kepariwisataan,” imbuhnya.
Lebih jauh, mantan Kepala BPBD Provinsi Bali ini, berharap agar Lembaga Administrasi Negara RI sebagai instansi pembina diklat, selain manajerial juga terus mengembangkan berbagai jenis diklat teknis dan fungsional untuk memenuhi hak setiap ASN mengembangkan kompetensinya.
Baca Juga