Ketahanan Pangan, Titik Sentral Kebijakan Pembangunan Bangsa
Editor: Mahadeva WS
“Bagi kami, wartawan bukanlah sebatas sebagai penyampai informasi kepada masyarakat, namun melainkan juga sebagai saksi sejarah kebijakan pembangunan Indonesia. Keberhasilan dan kekurangan pembangunan yang harus ditingkatkan dapat diketahui melalui media massa baik cetak maupun elektronik,” ujar Mbak Tutut dalam sambutan yang disampaikan oleh Soehardjo Soebardi.
Soehardjo Soebardi, yang merupakan Ketua Dewan Pembina Yayasan Harapan Kita mengharapkan, buku tersebut, menjadi dokumentasi sejarah, sekaligus bahan pembelajaran di sekolah, maupun di perguruan tinggi. Buku tersebut akan memberitahukan, Indonesia berhasil memperoleh penghargaan dari Badan Pangan Dunia (FAO) pada 1986, karena berhasil dalam swasembada pangan.
Soehardjo Soebardi menambahkan, di 1960-an Pak Harto tertarik dengan usaha atau kegiatan yang dijalankan Tedja Hana, yakni bergerak dibidang minyak kelapa dengan keberhasilannya menanam kelapa hybrida. “Pak Tedja diundang ke Istana, kemudian ditunjuk oleh Pak Harto untuk mengelola satu juta hektar sawah di daerah Kalimantan Tengah. Namun karena adanya situasi politik, Pak Tedja memutuskan untuk meninggalkan Kalimantan Tengah dan menetap di Singapura hingga wafat. Anak-anaknya melanjutkan apa yang sudah dirintis Pak Tedja sebelumnya, dan sampai sekarang menuai sukses dengan menggandeng masyarakat sekitar dalam memajukan usaha yang sudah dibangun pak Tedja,” ungkapnya.

Edwina Tirta, Corporate Communication Manager Sambu Group, membenarkan apa yang telah disampaikan pak Soehardjo Soebardi, mengenai ketahanan pangan Indonesia yang pernah dilakukan oleh almarhum Presiden Soeharto dengan almarhum Tedja Hana selaku Founder dari Sambu Group.