Film Liam dan Laila, Warga Asing yang Belajar Islam dan Budaya Minang

PADANG — Bermusyawarah, menghormati yang lebih tua, taat beragama, dan sopan dalam menghadapi masalah menjadi karakternya orang Minangkabau, yang ditampilkan dalam Film Liam dan Laila yang tayang perdana hari ini, Kamis (4/10/2018) di bioskop di Indonesia.

Film ini mengisahkan hubungan dua hati yang mendapat batasan dari perbedaan negara dan budaya, yakni Liam dari Prancis dan Laila gadih (gadis) Minang, Sumatera Barat. Berawal dari kisah saling kenal di media sosial, membuat Liam tertarik untuk memeluk Islam.

Sembari menjalankan niat untuk menuju Islam, hati Liam juga terpikat untuk menghalalkan Laila sebagai pasangan hidupnya. Akan tetapi, muncul persoalan beda negara dan beda agama bagi keluarga Laila.

Pertemuan sang angku atau paman dari Laila dengan Liam, dan sampaikanlah niat baiknya Liam datang ke Kota Bukittinggi itu, dilanjutkan dengan pembicaraan yang dibahas dalam sebuah musayawarah keluarga.

Di sini, terlihat proses bagaimana bermusyawarah bagi sebuah keluarga di Minangkabau, dimana kakak tertua menjadi suara yang harus dihormati.

Proses musyawarahnya pun berlangsung dengan dialog berbahasa Minang dengan logat yang pas. Serta cara musyawarah yang duduk berkumpul di lantai, juga menunjukan salah satu bentuk cara di dalam adat di Minangkabau.

Di sini, terjadi penentangan dari seorang kakak yang menjadi panutan di dalam Rumah Gadang dan mengajukan sejumlah argumen. Namun pada akhirnya, sang paman berusaha menyelesaikan persyaratan supaya Liam dapat diterima di keluarganya Laila, salah satunya memeluk Islam, bersunat, dan menjalankan ibadah dengan baik.

Adegan demi adegan yang ditampilkan ini, ternyata menarik simpatik dari Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno turut menjadi tamu penayangan perdana Film Liam dan Laila di Cinema XXI Padang.

Lihat juga...