Puluhan Pemuda ASEAN Pelajari Keberagaman-Toleransi di Bali

DENPASAR — Sebanyak 22 pemuda-pemudi terpilih dari 10 negara anggota ASEAN mempelajari mengenai toleransi dan keberagaman di Bali dalam rangka “ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2018”.

“Dipilihnya Bali sebagai tempat kegiatan ini karena merupakan wajah toleransi, wajah keberagaman, termasuk masyarakatnya menjunjung tinggi kehidupan beragama. Sehingga ini merupakan salah satu model yang patut disebarluaskan kepada para pemuda di ASEAN,” kata Direktur Kerja sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri Riaz Saehu, usai menjadi keynote speaker dalam seminar di Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Jumat (2/11/2018).

Kegiatan AYIC 2018 tersebut merupakan kerja sama antara Kemenko PMK, dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan AYIC 2018, diselenggarakan seminar untuk membahas implementasi ASEAN Culture of Prevention di kalangan pemuda.

Tahun lalu, inisiatif ini telah diresmikan oleh para pemimpin negara ASEAN melalui dokumen ASEAN “Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society” pada pertemuan KTT ASEAN ke-31 di Manila.

“Tujuannya untuk mempromosikan rasa saling memahami, saling menghargai, termasuk menghargai budaya dari berbagai daerah,” ujar Riaz.

Pemuda-pemudi yang menjadi peserta AYIC 2018, lanjut dia, juga merepresentasikan berbagai agama, dan diharapkan suatu saat dapat menjadi calon pemuka agama.

Dengan telah mempunyai jejaring, di kemudian hari ketika ada masalah mereka sudah bisa saling memahami.

Terkait seminar yang diselenggarakan di Unhi Denpasar merupakan kedua kalinya dalam rangkaian kegiatan AYIC 2018. Sebelumnya seminar yang pertama telah dilaksanakan di Yogyakarta.

Lihat juga...