Tari Sakral ‘Rejang Renteng’ Tampilkan Olah Rasa

Pakaian dengan kebaya berwarna putih polos tanpa motif memberikan arti bahwa para penari memiliki niat yang tulus dan ikhlas yang ditujukan kepada Tuhan.

Para penari rejang berupa kelompok ibu-ibu ini juga ditandai dengan riasan kepala berupa sanggul yang mengandung arti bahwa penari rejang renteng tersebut dalam status sudah berkeluarga atau menikah.

Ditambah dengan riasan kepala berupa bunga jepun yang mengitari sanggul dari ibu-ibu tersebut dengan makna bahwa menandakan dengan aroma wangi dengan sari dari bunga jepun yang menunjukkan keindahan secara alami.

Selain itu, di bagian telinga, terdapat subeng, sebagai hiasan bagian telinga dengan makna bahwa para penari mendengarkan suara-suara yang suci serta tidak terbebas dari kata-kata kotor yang dapat mengganggu pelaksanaan tari rejang renteng. Hal ini bertujuan memberikan persembahan kepada Sang Pencipta.

Oleh karena itu, di setiap balutan dari perangkat penari rejang renteng sangat kental makna spiritualnya. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai tari wali yang sering dijadikan sebagai persembahan saat piodalan-piodalan berlangsung.

“Apabila tarian tersebut ditarikan dalam sebuah pembukaan acara, hal itu dimaksudkan sebagai ruatan dahulu untuk bumi kita, untuk desa kita, sebagai bukti untuk nedungang Ratu Rejang Renteng yang asalnya dari Nusa Penida, Ida Betara Ratu Dalem Ped, ” ungkap I.A. Made Diastini.

Ruatan ditujukan dengan upacara sesaji yang bermakna untuk pembersihan, dan memohon agar kehadiran Ida Betara Ratu Gede Dalem Ped diturunkan dan dirasakan untuk menyaksikan tarian dari tempat beliau berasal. (Ant)

Lihat juga...