Akmal Taher: Ada Tiga Tolok Ukur Unit Kesehatan Primer
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Memperkuat primary health care atau pelayanan kesehatan dasar merupakan suatu kebijakan yang harus diambil jika pemerintah menginginkan capaian maksimal kesehatan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya sistem pelayanan kesehatan dasar atau yang lebih dikenal dengan Unit Kesehatan Primer (UKP) ini membutuhkan sinergi dari penggunaan teknologi tepat guna, pelibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat untuk mendampingi peran pemerintah.
Direktur Utama RSCM periode 2006-2011 Prof. DR. dr. Akmal Taher, Sp(U)K menyebutkan pada pelaksanaan program UKP ada tiga program yang bisa menjadi tolok ukur.
“Pelayanan primer yang kuat merupakan tolok ukur yang pertama. Dalam hal ini bukan hanya puskesmas yang diperkuat tapi juga unit layanan mandiri. Mereka juga perlu sokongan pemerintah. Kalau sekarang kan gak. Padahal UKP dan unit layanan mandiri ini merupakan ujung tombak pelayanan dasar. Kan masyarakat tidak bisa langsung ke rumah sakit. Harus ada rujukan dulu,” kata Akmal saat ditemui di Gedung UI Salemba Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Akmal menyebutkan dengan adanya layanan primer yang kuat, dalam artian mampu mengakomodasi kebutuhan pasien maka diharapkan jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit akan menurun.
“Kalau ini kuat, maka hanya 5-10 persen yang dikirimkan ke rumah sakit. Kalau sekarang itu 17 persen. Bayangkan 17 persen dari 200 juta. Bagaimana biayanya tidak membengkak,” ucapnya.
Yang kedua menurut Akmal adalah public policy yang kuat, sehingga akan memperkuat sektor pencegahan penyakit.
“Dan yang ketiga adalah partisipasi masyarakat dalam mewujudakan target kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Ini semuanya, posyandu, posbindu dan semua layanan serupa harus kuat dan bagus,” ungkapnya.