Awal Masa Tanam Pertama di Lamsel, Buruh Pelantir Banjir Order
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Awal masa tanam pertama (MT1) yang ditandai dengan mulai turunnya musim hujan berintensitas sedang, dimanfaatkan oleh sejumlah petani Lampung Selatan dengan menyediakan jasa pelantir.
Mardi, salah satu buruh olah lahan pemilik dua ekor sapi peranakan ongole (PO), menyebut jasa pelantir mulai banyak diminta oleh petani. Permintaan jasa pelantir dipakai untuk menyiapkan alur tanam jagung, singkong, kedelai dan kacang hijau.
Sebagai buruh pelantir, Mardi menggunakan cara tradisional dengan tenaga sapi. Penggunaan sapi dilakukan, karena warga di tempat tinggalnya di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, banyak memelihara sapi. Meski lebih lama, tenaga sapi masih menjadi pilihan, karena tidak membutuhkan bahan bakar minyak. Pelantir dilakukan olehnya dengan upah sistem harian sebesar Rp150.000.

Menurut Mardi, penggunaan sistem pelantir banyak dilakukan pada lahan yang lama tidak digarap. Kemarau selama hampir enam bulan, membuat alur tanam mulai rusak, sehingga harus dibuat baru. Penggunaan bajak tenaga sapi dalam sehari rata-rata bisa mengerjakan seperempat hektare. Satu hektare lahan bisa diselesaikan dalam waktu empat hingga lima hari.
“Penggunaan tenaga sapi menyesuaikan kondisi cuaca, kalau sedang teduh bisa lebih cepat, tapi saat cuaca panas bisa lebih lambat, dalam beberapa hari ini kerap turun hujan memudahkan proses pelantir,” ungkap Mardi, saat ditemui Cendana News tengah melakukan pengolahan lahan di desanya, Selasa (17/12/2019).