BMKG Edukasi Masyarakat Tentang Gempabumi dan Tsunami Lewat Buku

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, S.Si, M.Si bersama tiga buku yang akan dipublikasikan secara digital di website BMKG, Selasa (31/12/2019) - Foto Ranny Supusepa

JAKARTA — Mengedukasi masyarakat tentang kondisi geografi dan sekaligus bagaimana beradaptasi dengan kondisi yang ada, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan tiga buah buku hasil dari pemantau BMKG pada titik gempa dan kejadian tsunami di Indonesia.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, S.Si, M.Si menyebutkan, tiga buku ini disusun untuk mendokumentasikan kejadian terkait gempabumi dan tsunami.

“Sekaligus juga untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana kondisi Indonesia, apa yang mungkin terjadi. Masyarakat bisa tergerak untuk mempelajari, apa yang harus dilakukan untuk beradaptasi dengan kondisi geografi yang dimiliki,” kata Daryono, yang merupakan editor ketiga buku ini, saat dihubungi, Selasa (31/12/2019).

Daryono memaparkan, salah satu buku yang disusun adalah terkait tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018.

“Kita menganggap kejadian tsunami ini sangat penting dalam membangun operasional BMKG. Khususnya dalam hal monitoring tsunami untuk membangun sistem peringatan dini tsunami non tektonik. Kejadian kemarin karena adanya longsoran gunungapi atau untuk kasus lain, karena erupsi gunungapi,” ucapnya.

Ia menyebutkan dengan kejadian tersebut, BMKG mempersiapkan teknologi InaTNT yang diperuntukkan untuk memantau tsunami.

“BMKG sudah mempersiapkan alat monitoring di banyak titik. Sehingga jika terjadi tsunami maka alat ini akan memberi peringatan. Prototipe InaTNT sendiri sudah jadi, hanya tinggal menunggu penyebaran,” urainya.

Buku lainnya adalah tentang potensi dampak megathrust yang memaparkan model kejadian megathrust pada 13 titik yang tercatat di BMKG.

Lihat juga...