Dinkes Padang Belum Punya Serum Anti-Bisa Ular
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
PADANG – Dinas Kesehatan Kota Padang, Sumatera Barat, mengaku tidak memiliki serum antibisa ular, untuk melakukan penyelamatan kepada warga yang terkena gigitan ular berbisa. Hal ini menyikapi maraknya ular masuk ke rumah-rumah penduduk.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Feri Mulyani, mengatakan, sejauh ini Dinkes Padang baru menyediakan obat untuk gigitan rabies, sementara untuk serum antibisa ular belum ada. Alasan tidak tersedianya stok serum antibisa ular itu, karena memang tidak pernah diajukan dalam penganggaran.
“Kita kan sama-sama tahu bahwa kasus masyarakat terkena gigitan ular belum pernah terjadi di Kota Padang. Jadi kita pun tidak menyediakan serum antibisa ular ini,” katanya, Jumat (27/12/2019).
Kendati Dinkes Padang belum menyediakan serum antibisa ular itu, kepada masyarakat diimbau perlu berhati-hati menyikapi maraknya penemuan ular yang masuk ke pemukiman penduduk. Betul, ada penemuan ular marak terjadi di Kota Padang, Sumatra Barat sejak beberapa pekan terakhir. Beragam jenis ular yang muncul, mulai dari kobra hingga piton ditemukan masyarakat.
Dikatakannya, fenomena maraknya kemunculan ular ke pemukiman masyarakat ini jelas sangat membahayakan, apalagi sampai menyerang dan mengigit manusia. Sehingga salah satu upaya medis dalam penyelamatan korban terserang gigitan ular adalah dengan memberikan serum antibisa ular.
“Kita memang belum menyediakannya. Begitu juga untuk Puskemas di Kota Padang, juga belum memiliki serum itu,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Operasional Damkar Kota Padang, Basril, mengatakan, sejauh ini Dinas Pemadam Kebakaran telah mengamankan 10 ekor hewan berbahaya yang masuk dan berada di pemukiman warga. Hewan itu terdiri ular kobra, piton, ular pucuk, dan biawak.