Dosen UMM Ungkap Keterkaitan Al Ghazali dengan Pembelajaran Matematika
Editor: Makmun Hidayat
MALANG — Imam Al Ghazali dikenal sebagai pemikir yang karyanya banyak disitir para ahli pikir. Salah satu pemikiran Al Ghazali yang terkenal adalah mengelompokkan manusia menjadi empat golongan.
Kelompok pertama adalah orang yang tahu, dan dia tahu kalau dirinya tahu. Kelompok kedua yakni orang yang tidak tahu dan mengetahui bahwa ia tidak tahu. Kelompok ketiga yaitu orang yang tahu, tapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu. Kelompok ke empat adalah orang yang tidak tahu dan tidak mengetahui bahwa ia tidak tahu.
Dari empat kolompok golongan manusia tersebut, kelompok pertama dan kelompok kedua inilah yang kemudian dijadikan landasan penelitian guru besar bidang ilmu pendidikan matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. Akhsanul In’am, Ph.D dalam menghasilkan metode pembelajaran matematika terkini.
Menurutnya, dalam sebuah pembelajaran tentu perlu adanya suatu cara atau strategi untuk mempermudah berjalannya proses belajar mengajar.
“Jadi misalnya ketika seorang guru bertanya kepada muridnya siapa yang bisa menjawab pertanyaan, biasanya murid akan diam. Begitu pula ketika murid ditanya siapa yang tidak bisa, mereka juga diam,” ujarnya saat membacakan orasi ilmiahnya bertajuk ‘Menguak Pemikiran Al Ghazali: Menjana Pembelajaran Matematika Terkini’ dalam pengukuhan dirinya sebagai guru besar di Dome UMM, Sabtu (28/12/2019).
Tapi dengan pendekatan Al Ghazali, kalau tahu bilang tahu, kalau tidak tahu bilang tidak tahu maka akan memunculkan kejujuran pada diri siswa. Siswa yang tidak bisa harus kita bantu jangan dibiarkan, sedangkan siswa yang bisa harus membantu siswa lain yang belum bisa.