Harga Petai di Lamsel Naik Seiring Berkurangnya Pasokan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Memasuki bulan Desember ini, harga petai di Lampung Selatan mulai naik, seiring berakhirnya musim panen raya komoditas itu yang membuat berkurangnya pasokan.

Salah satu pelelang petai, Zonizar, mengatakan musim panen raya petai berlangsung selama bulan November, dan pada Desember ini stok petai di tingkat petani mulai berkurang. Akibatnya, harga petai pun melonjak tinggi. Menurutnya,  harga petai satu empong berisi 100 keris di tingkat petani semula hanya Rp20.000 hingga Rp40.000. Namun, kini melonjak hingga Rp70.000 – Rp90.000.

Zonizar yang merupakan warga Desa Kelawi, Bakauheni, mengaku selama musim petai melakukan pembelian kepada pemilik kebun dengan sistem bayar di muka. Sistem ijon dengan membeli buah petai sejak awal berbuah, sudah dijalankan belasan tahun silam. Proses perhitungan (estimasi) jumlah buah yang ada di pohon menjadi metode menentukan harga lelang satu kebun.

Mansur, warga Desa Padan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, saat hendak mengirim petai untuk dijual ke Jawa, Senin (9/12/2019). -Foto: Henk Widi

“Saat lelang, penawaran dilakukan oleh pemilik kebun terlebih dahulu, dan saya akan melakukan perhitungan dan mengkalkulasikan jumlah empong sekaligus kisaran harga di pasaran, sehingga bisa dipastikan harga lelang,” ungkap Zonizar, saat ditemui Cendana News, hendak mengirim petai, Senin (9/12/2019).

Pada proses lelang selama kemarau, Zonizar melelang sebanyak 10 pohon milik petani di Dusun Kayu Tabu dan Dusun Pematang Macan. Total nilai lelang mencapai Rp2juta atau rata-rata satu pohon Rp200.000. Setiap pohon petai, menurutnya memiliki hasil panen yang tidak sama.

Lihat juga...