Hujan di Jakarta Belum Ekstrem
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Menanggapi intensitas hujan yang terjadi di beberapa wilayah Jabodetabek, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pola hujan sudah cukup merata. Tapi secara keseluruhan, tingkatannya belum dianggap ekstrem, meski di beberapa tempat sudah mengakibatkan banjir.
Kasubbid Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto, M.Sc., menyatakan, alat pengukur hujan milik BMKG mencatat angka 65 mm per hari di Halim Perdana Kusuma, 47 mm per hari di Tanjung Priok, 40 mm per hari di Kemayoran dan 30 mm per hari di Bogor.
“Cukup merata, tapi belum dikatakan ekstrem. Perlu diwaspadai peningkatan curah hujan pada pekan terakhir Desember dan awal Januari, karena ada indikasi akan masuknya pengaruh gelombang MJO – Madden Julian Oscilation fase basah di DKI Jakarta dan Jawa Barat,” kata Siswanto, kepada awak media di Kantor BMKG Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Ia juga menyampaikan, bahwa pada pekan awal Januari diprediksi akumulasi hujan di Jakarta belum begitu besar. “Puncaknya kita perkirakan di bulan Februari. Tapi tetap ada peluang dan perlu diwaspadai curah hujan harian yang tinggi, seperti hujan kemarin yang menimbulkan genangan di beberapa lokasi,” ujarnya.
Siswanto menyebutkan, bahwa genangan air dipengaruhi oleh intensitas curah hujan tinggi, di atas 50 mm atau curah hujan ekstrem yang di atas 100 mm, ditambah oleh ketidakmampuan lingkungan dalam menginfiltrasi air hujan ke dalam tanah.
Berdasarkan penelitian dan analisa pada musim hujan Februari 2015, tercatat angka tertinggi curah hujan adalah 455 mm per hari. Dan, ini merupakan angka tertinggi selama abad ke-20.