PANDEGLANG – Direktur Akademi Anti-Korupsi Indonesia, Ade Irawan, mengatakan, institusi pendidikan memegang peranan penting dalam pencegahan korupsi, untuk itu ia berharap peranan ini dioptimalkan untuk menanamkan nilai-nilai anti-korupsi kepada siswa sehingga korupsi bisa dicegah sejak dini.
“Bangsa ini rusak salah satunya oleh korupsi yang menyasar semua lini. Lembaga pendidikan harus segera menyadari ini dan mengoptimalkan internalisasi nilai anti-korupsi. Kami lihat, pendidikan masih abai dengan persoalan ini sehingga dampaknya bisa disaksikan sendiri, korupsi jadi budaya,” kata Ade Irawan dalam diskusi dan bedah buku pendidikan anti-korupsi yang digelar Nalar Pandeglang dan ICW di Pandeglang, Jumat.
Mantan Wakil Koordinator ICW ini menyampaikan pendidikan tempat memanusiakan manusia disamping tempat melembagakan nilai melawan korupsi.
“Sayangnya peran melawan korupsi ini tidak dilakukan sekolah karena lembaga pendidikan terjebak pada formalitas. Fenomena ini harus kita pikirkan untuk mencarikan solusinya,” kata dia.
Sementara Bambang Wisudo dan Jimmy Paat, pemateri lainnya dalam diskusi ini memaparkan konsep pendidikan ala Ki Hajar Dewantara, yakni pendidikan yang memerdekakan.
“Pendidikan yang memerdekakan tidak mudah akan terbentur dengan beberapa masalah seperti sistem negara. Kami mengkampanyekan pendidikan yang memerdekakan ala Ki Hajar ini dalam rangka menjadikan institusi pendidikan berdampak pada pencegahan dan perlawanan korupsi,” ujar Bambang.
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Pandeglang, Khatibul Umam, yang hadir atas nama pendidik mengapresiasi langkah Nalar Pandeglang melakukan gerakan pencegahan korupsi lewat pendidikan.