KPK Ingatkan Bahaya Robot Medsos Penggiring Opini

JAKARTA – Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Giri Suprapdiono, mengatakan, bahwa opini publik sehari-hari sering disetir oleh robot-robot (bot) untuk menggiring opini dan framing.

“Jadi, sekarang perang media sosial itu pakai metodologi. Perang bertujuan membuat bimbang sikap publik pada pemberantasan korupsi. Dalam rangka menggiring opini pembenaran atau justifikasi, digunakan bot-bot. Seperti yang diulas para pakar media sosial,” ujar Giri, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Karenanya, masyarakat harus lebih cerdas menyikapi ini, sebab kemampuan klarifikasi di media arus utama belum bisa mengimbangi penggiringan opini bot-bot.

“Kalau dibaca sekarang, media arus utama pada komentarnya, misalnya ada 500 komentar yang berbicara jelek soal KPK, ada satu saja yang dukung KPK. Seakan-akan yang benar yang banyak tadi,” ujar Giri.

Padahal, menurut dia, 500 komentar yang menjelekkan KPK, 499 di antaranya adalah robot. Media cetak dan media daring tidak bisa membalikkan opini robot itu, karena media tersebut dalam analisis jaringan medsos berada pada posisi arbitrase (di tengah), tidak bisa mengimbangi derasnya opini tersebut.

Konferensi pers dan press release yang biasa dilakukan Juru Bicara dan Humas, pun tidak bisa mengimbangi opini itu. Dalam perang digital ini, kata Giri, masyarakat harus lebih cerdas dari bot tersebut.

“Jadi, masyarakat harus lebih cerdas. Kalau namanya @Rieni7646 belum tentu @Rieni7646 itu manusia. Jangan-jangan, bot itu,” ujar Giri.

Ia menambahkan, kalau bot yang dipakai oleh para pendengung (buzzer) itu sudah digunakan untuk menggiring opini framing negatif kepada KPK, dalam rangka pembenaran (justifikasi) revisi UU KPK dan macam-macam kepentingan lainnya.

Lihat juga...