Masalah Kesehatan di 2020 Masih di Seputaran Dampak Bencana

Editor: Mahadeva

JAKARTA – Mempertimbangkan frekuensi bencana selama tiga tahun terakhir, proyeksi persoalan kesehatan di tahun depan masih akan berfokus pada dampak dari bencana. Terutama dampak dari banjir, angin puting beliung dan longsor serta gempa bumi, yang memiliki frekuensi kejadian signifikan di tengah masyarakat. 

Upaya pengurangan risiko bencana pada kesehatan akan dilakukan melalui tiga tahap. “Yang pertama prakrisis kesehatan. Yang meliputi asessment kapasitas daerah dalam manajemen bencana bidang kesehatan, pembuatan peta respon, penyusunan rencana kontijensi bidang kesehatan, table top exercise, simulasi penanggulangan krisis kesehatan, penyusunan pedoman atau SOP dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pengurangan risiko bencana bidang kesehatan,” kata Direktur Kesehatan Lingkungan Dirjen Kesmas Kementerian Kesehatan, dr. Imran Agus, dalam acara Refleksi Akhir Tahun di Graha BNPB Jakarta, Senin (30/12/2019).

Tahap kedua adalah masa tanggap darurat, yaitu saat bencana terjadi. “Ini meliputi mobilisasi tim dan logistik kesehatan, pendampingan kepada daerah terdampak dan upaya kesehatan dalam koordinasi klaster kesehatan,” jelasnya lebih lanjut.

Sementara tahap ketiga adalah paska krisis, yang meliputi kegiatan post disaster need asessment dan kajian upaya penanggulangan krisis kesehatan. “Sebagai contoh, dalam kasus karhutla, untuk upaya yang dilakukan Kemenkes yang pertama adalah, antisipasi masalah akibat kabut asap dengan menyiagakan puskesmas selama 24 jam dan mendirikan pos kesehatan,” ujar Imran.

Sehingga masyarakat terdampak mendapatkan pelayan kesehatan dalam waktu yang cepat dengan penanganan yang tepat. Sementara, untuk pemerintah kabupaten dan kota atau provinsi, dapat membangun rumah singgah, melakukan kegiatan promosi kesehatan, koordinasi lintas sektor dan mendistribusikan logistik kesehatan, seperti masker.

Lihat juga...