Pemkot Surabaya Deklarasikan Gerakan Mendongeng
SURABAYA — Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Surabaya mendeklarasikan gerakan mendongeng (gendon) di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, dengan deklarasi ini diharapkan dongeng memasyarakat di tengah-tengah warga Kota Surabaya.
“Apalagi saat ini banyak orang tua yang enggan untuk mendongeng sendiri, banyak yang menggunakan ponselnya untuk mendongengi anaknya,” kata Musdiq di sela-sela acara.
Padahal, lanjut dia, dengan mendongeng langsung itu banyak manfaat yang bisa didapatkan antara anak dan orang tuanya. Yang paling penting adalah emosional antara anak dan orang tuanya akan semakin erat. Selain itu, komunikasi antara anak dan orang tuanya semakin lancar.
“Itulah alasan kami kenapa dongeng itu harus dimasyarakatkan kembali,” ujarnya.
Menurut Musdiq, acara kali ini juga menjadi moment launchingnya 24 buku yang ditulis oleh anak-anak Surabaya atau pun penjaga taman baca masyarakat (TBM). Selama tahun 2019 ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya sudah menerbitkan sebanyak 200 buku karya mereka.
“Jadi, budaya literasi terus kami tumbuhkan, termasuk mendongeng,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan banyak terima kasih kepada para guru dan kepala sekolah yang telah mengajar anak-anak Surabaya dengan ikhlas. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan bahwa acara deklarasi gerakan mendongeng itu sangat penting.
“Betapa pentingnya literasi itu dengan sering membaca dan menulis. Sebab, dengan membaca dan menulis, maka akan terbiasa berimajinasi. Nah, dengan cara berimajinasi itu, maka anak-anak akan melakukan tindakan yang mengarah kepada kreatifitas,” kata Wali Kota Risma.