Perusahaan BUMN Beranak-Pinak, Pengamat: Itu Hal Wajar
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Kementerian BUMN terus-menerus menjadi sorotan publik sejak Erick Thohir menduduki kursi Menteri BUMN menggantikan Rini Soemarno. Berbagai perombakan dilakukan, mulai dari rotasi mutasi jajaran direksi dan komisaris perusahaan BUMN, hingga pencopotan dirut Garuda yang belum lama ini menggegerkan.
Hari ini, Erick Thohir kembali memberikan keterangan pers yang tak kalah menghebohkan. Ia menyoroti fenomena beranak pinaknya perusahaan BUMN.
Pertamina misalnya, kata Erick anak cucu Pertamina saat ini berjumlah 142 perusahaan. Bahkan yang tidak kalah menggelitik, ia mengaku mendapat informasi bahwa ada anak perusahaan Garuda bernama PT Garuda Tauberes Indonesia.
Erick tampak tidak terlalu senang dengan fenomena tersebut. Bahkan ia menyatakan telah mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) yang mengatur tentang tata cara pembentukan anak perusahaan, agar tidak terkesan asal-asalan dan justru menggerogoti perusahaan induknya.
“Pembentukan anak perusahaan dan cucu perusahaan itu sekarang harus ada review dari kita. Alasannya apa? Jangan sampai ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum hanya untuk menggerogoti perusahaan yang sehat,” terangnya di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
“Kita juga sedang menunggu Peraturan Pemerintah (PP) dari Presiden atau mungkin sinergi dengan Ibu Sri Mulyani agar kita (Kementerian BUMN) punya hak untuk menutup dan memerjer,” sambungnya.
Berbeda dengan Erick, Ekonom Piter Abdullah justru menilai perusahaan BUMN beranak-pinak merupakan hal yang wajar. Apalagi, kata Piter, perusahaan BUMN hingga saat ini telah memberikan sumbangsih yang besar terhadap penerimaan negara, bahkan terus meningkat dari tahun ke tahun.