Polisi Seret Pegiat Lingkungan dari Bandara Schiphol

AMSTERDAM – Polisi militer Belanda, mulai memindahkan secara paksa kelompok unjuk rasa lingkungan, dari ruang utama Bandar Udara Schiphol di Amsterdam pada Sabtu (14/12/2019).

Aksi tersebut dilakukan, setelah para aktivis menolak bubar. Ratusan pengunjuk rasa tiba untuk menggelar aksi menentang pencemar besar Schiphol, yang digelar oleh Greenpeace. Sebelumnya kelompok tersebut diizinkan untuk menggelar aksi di luar gedung saja.

Kelompok tersebut menolak bubar, dengan menyebutkan hak warga negara untuk menggelar aksi damai tidak boleh dilarang. Sekitar 100 pegiat dari Greenpeace dan Extinction Rebellion, berkumpul di dalam ruang masuk bandara, meneriakkan slogan keadilan iklim sambil membawa spanduk yang menyarankan agar penumpang beralih menggunakan kereta.

Greenpeace menuntut pihak bandara agar menyusun rencana yang lebih baik guna membatasi polusi. Belasan polisi dari Marsose, pasukan yang menjaga perbatasan Belanda, mulai memindahkan pengunjuk rasa satu persatu. Mereka menyeret atau membawa peserta aksi demonstrasi yang melawan. “Setelah beberapa kali diperingatkan untuk meninggalkan Schiphol Plaza secara damai, Marsose kini mulai menangkap pegiat Greenpeace,” kata pasukan melalui pernyataan, Sabtu (14/12/2019).

Aksi protes pada Sabtu, tidak mengganggu lalu lintas udara di Schiphol, yang merupakan salah satu bandara tersibuk di Eropa. Dalam seruan partisipasi aksi tersebut, Greenpeace menyebutkan di situs miliknya, “Kami sedang dalam krisis iklim, namun pencemar besar Schiphol dibiarkan terus berkembang dan menghasilkan lebih banyak polusi.” (Ant)