Ruwat Laut, Merawat Keberagaman dan Ungkapan Syukur Warga Sumur
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Ratusan warga Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan (Lamsel), gelar ruwat laut.
Kepala Desa Sumur, I Nyoman Prima Wijaya, menyebut, ruwat laut merupakan tradisi memohon keselamatan warga di pesisir pantai Lamsel. Ruwat laut atau dikenal sebagai pesta laut atau nyadran digelar melibatkan sejumlah unsur agama, etnis yang ada di wilayah pesisir timur tersebut.

Sebagai bagian upaya pelestarian tradisi ruwat laut digelar mendekati penghujung tahun 2019 di pantai Dusun Keramat desa setempat. Ribuan warga yang hadir dari berbagai wilayah pesisir pantai Ketapang menurutnya hadir di pantai untuk terlibat dalam ruwat laut tersebut.
Uniknya pada tradisi ruwat laut tersebut hadir berbagai elemen masyarakat lintas agama.
I Nyoman Prima Wijaya menyebut, tradisi ruwatan bertujuan memohon keselamatan dan bentuk syukur hasil tangkapan yang diperoleh.
Digelar pada akhir tahun dan menjelang awal tahun menjadi harapan tangkapan pada tahun mendatang memberi hasil yang menjadi sumber penghidupan bagi warga di pesisir. Ruwat laut sebagai upaya pembersihan diri sekaligus menjaga interaksi antar-sesama.
“Ruwat laut menjadi bagian dari kegiatan sakral nelayan namun juga menekankan kedekatan hubungan antara sesama nelayan, dengan alam yakni laut yang menjadi lahan sumber penghasilan,” ungkap I Nyoman Prima Wijaya, saat ditemui Cendana News di pantai Dusun Yogaloka, pada rangkaian tradisi ruwat laut, Jumat (27/12/2019).