Samoa Cabut Status Darurat Campak

Walikota New York City Bill de Blasio berbicara dalam jumpa pers menyatakan darurat kesehatan masyaraakat di bagian-bagian dari Brooklyn sebagai tanggapan atas wabah campak, meminta orang-orang yang belum divaksinasi dan tinggal di kawasan terpapar untuk memperoleh vaksin atau menghadapi denda, pada 9 April 2019 – Foto Ant

MELBOURNE – Pemerintah negara kepulauan Samoa, akhirnya mencabut status darurat campak. Status tersebut telah diterapkan selama enam pekan oleh negara di wilayah Pasifik Selatan tersebut. Pencabutan dilakukan, setelah angka infeksi wabah penyakit tersebut berhasil dikendalikan.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Sabtu (28/12/2019) malam, pemerintah Samoa menyatakan, bahwa perintah darurat untuk menangani wabah campak, termasuk dengan menghentikan kegiatan sekolah dan melarang warga berpergian, telah diakhiri. Sejak pertengahan bulan lalu, masyarakat Samoa yang hanya sekitar 200 ribu orang, dibayangi dengan penyakit yang sangat mudah menular tersebut. Tercatat Campak telah menewaskan 81 orang warga Samoa.

Korban kebanyakan adalah bayi dan anak kecil. Campak juga dilaporkan telah menginfeksi lebih dari 5600 ribu orang. Angka kematian dan infeksi campak di Samoa mulai menurun pada pertengahan Desember, setelah angka vaksinasi dinaikkan menjadi 95 persen. Hal itu disebut efektif untuk membuat imunitas kelompok yang mampu menghalau penyakit itu. Kasus campak memang tengah meningkat secara global, tidak terkecuali di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman. Sebagian orang tua menghindari vaksin untuk anak-anak, karena pengetahuan keliru yang mengaitkan imunisasi dengan autisme.

Awal tahun ini, wabah campak menyerang kota Auckland di Selandia Baru, yang menjadi penghubung untuk berpergian dari dan menuju pulau-pulau kecil di kawasan Pasifik. Tidak lama kemudian, wabah penyakit yang sama mulai menjangkiti Samoa, yang awalnya mempunyai angka vaksinasi jauh lebih rendah daripada negara-negara tetangga. (Ant)

Lihat juga...