Sawah di Sumba Timur Masih Mengalami Krisis Air Bersih
Editor: Mahadeva
WAINGAPU – Ratusan hektare lahan sawah di Desa Patawang dan Wanga, di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dibiarkan terlantar.
Hal itu dikarenakan, lahan tersebut mengalami krisis air, setelah kemarau berkepanjangan terjadi dan hujan tak kunjung turun. Sawah-sawah tersebut dibiarkan tanpa digarap, dan terlihat menjadi padang pengembalaan ternak seperti kambing, sapi, kuda dan kerbau. “Sejak kemarau, kami tidak bisa menanam padi lagi, karena mata air mengering,” kata Paulus Renggi Nggani, Warga Desa Wanga, Senin (16/12/2019).
Paulus menyebut, hujan terakhir terjadi akhir April 2019. Dan biasanya, paling lama di akhir November hujan sudah mulai turun. Sehingga petani sudah mulai melakukan tanam di awal Desember. Sawah pun biasanya mulai ditanami padi pada Maret atau April 2019. Tetapi karena saluran irigasi mengering, maka petani hanya membiarkan sawahnya terlantar.

“Kami mau tanam jagung atau sayur-sayuran saja tidak bisa, karena air sama sekali tidak ada. Makanya sawah kami biarkan saja,” tandasnya.
Paulus mengharapkan, pemerintah bisa mengebor air untuk mengantisipasi bila sumur mengalami kekeringan. Saat kemarau, pompa air bisa dipergunakan untuk mengairi sawah. Adanya pompa air membuat petani sewaktu-waktu bisa menanam tanaman palawija dan sayur saat musim kemarau berkepanjangan. “Kalau ada mesin pompa kami bisa tanam sayur-sayuran dan buah-buahan seperti semangka saat musim kemarau untuk menambah pendapatan,” ungkapnya.