JAKARTA – Pengamat terorisme, Letjen TNI (Purn) Agus Surya, Bakti mengatakan Bela Negara era milenial menjadi hal penting dalam menangkal radikalisme.
“Untuk itu, warga negara mempunyai kewajiban untuk melakukan bela negara sesuai profesi masing-masing dalam menangkal radikalisme,” katanya, dalam menyambut Hari Bela Negara yang jatuh setiap tanggal 19 Desember, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (18/12/2019),.
Menurut dia, Bela Negara memiliki spektrum yang sangat luas di berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, sosial hingga budaya.
Ia mengatakan, bahwa dalam konteks zaman milenial seperti sekarang ini jika bicara bela negara, tentu sudah sangat jauh berbeda dengan pemahaman bela negara di masa lalu.
Pada masa lalu, bela negara itu kecenderungannya ada hubungan dengan militer, pakaian loreng, bahkan pelatihan ala militer yang juga dilakukan oleh institusi militer.
“Tetapi di era milenial sekarang ini, yang namanya bela negara itu ada di dalam kehidupan kita masing-masing, seperti bagaimana kita membangun sebuah kehidupan di bidangnya masing-masing sesuai profesi untuk mewujudkan yang terbaik. Itu wujud bela negara yang paling simpel dan paling mudah,” katanya.
Lebih lanjut mantan Sesmenko Polhukam ini menjelaskan, Bela Negara adalah sebuah kekuatan dari seluruh unsur masyarakat Indonesia dalam membela bangsa ini. Namun bukan berarti harus maju berperang, apalagi sekarang ini bukan zamannya perang.
“Perang sekarang adalah perang melawan kehidupan kita masing-masing. Seperti anak sekolah menyelesaikan sekolahnya, mahasiswa menyelesaikan kuliahnya, orang bekerja di pemerintahan, BUMN, swasta bagaimana harus bisa bekerja dengan baik agar hasilnya bisa menguntungkan terhadap semuanya,” katanya.