Usaha Bumbu Dapur Sokong Perekonomian Warga di Lamsel
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
LAMPUNG — Peluang usaha pertanian seperti “mpon mpon” atau bumbu dapur masih digeluti warga Lampung Selatan (Lamsel) sebagai sumber penghasilan. Semua bahan dasar langsung dibeli dari petani untuk selanjutnya diolah sebelum dijual ke pengepul dan pengecer di pasar tradisional.
Holifah, salah satu warga Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni menyebutka, hasil pertanian yang dibeli meliputi serai, kencur, lengkuas, jahe hingga kunyit. Rata-rata dibeli mulai harga Rp1.000 hingga Rp10.000. Sementara jenis kencur dibeli dari petani dengan harga mencapai Rp30.000 per kilogram.
“Bahan yang sudah dibeli selanjutnya dibersihkan, disortir sehingga saat dijual ke pengecer sudah dalam kondisi bersih,” ungkap Holifah saat ditemui Cendana News sedang membersihkan lengkuas di rumahnya, Selasa (10/12/2019).
Hasil usaha jual beli hasil pertanian berbagai jenis bumbu menurut Holifah memiliki keuntungan maksimal Rp10.000 per kilogram. Meski kecil, berkat ketekunannya ia bisa membantu ekonomi keluarga.
Holifah menyebut saat kemarau sejumlah hasil pertanian sedang mengalami penurunan produksi. Namun dari usaha jual beli hasil pertanian ia masih bisa mendapat omzet sekitar Rp500.000 hingga Rp700.000 per pekan.
Sahbana, pemilik kebun di desa yang sama menyebut memanfaatkan peluang untuk membudidayakan tanaman bumbu. Jenis tanaman tersebut bisa ditanam tanpa mengganggu tanaman lain, bahkan bisa dipanen sewaktu waktu secara bertahap sehingga akan menghasilkan tunas baru.
“Sebagian saya jual langsung ke pasar, sebagian dibeli oleh ibu Holifah untuk memenuhi volume penjualan,” beber Sahbana.