Kegiatan Belajar di Rumah di Gorontalo Terkendala Akses Internet
GORONTALO – Aktivitas belajar di rumah karena wabah corona di Gorontalo masih menghadapi sejumlah kendala. Dari hasil rapat evaluasi yang dilakukan, beberapa kendala yang muncul adalah keberadaan sekolah tidak memiliki akses internet dan persoalan kuota internet di kalangan siswa.
Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menggelar rapat evaluasi kegiatan belajar siswa di rumah melalui fasilitas video conference (vicon), di tengah wabah COVID-19 di Gorontalo, Kamis (9/4/2020). Di dalam rapat tersebut ditekankan persoalan penanganan pandemi COVID-19 melalui sosialisasi, alasan dilakukannya kegiatan belajar di rumah, serta pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di tengah wabah.
Sebanyak 145 TK atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 135 SD dan 46 SMP dan sederajat, saat ini dilaporkan telah memiliki jadwal pembelajaran di rumah. “Ini sudah diterapkan sejak awal, saat proses belajar di sekolah berpindah di rumah,” ujar Plh Kepala Diknas Diknas Gorontalo, Yosfin Dangkua, Kamis (9/4/2020).
Laporan dari seluruh pengawas dan kepala sekolah, terkait pelaksanaan belajar di rumah, kendala yang dihadapi adalah sekolah-sekolah yang belum terjangkau fasilitas internet. Kemudian persoalan pembelian pulsa, serta masih adanya siswa yang tidak aktif dalam menerima tugas.
Solusi ditawarkan untuk kendala tersebut, sekolah-sekolah yang tidak terjangkau internet, termasuk siswa yang tidak memiliki hand phone (hp), maka guru yang akan menyalurkan buku ajar serta tugas-tugas bagi para siswa. Distribusi dilakukan secara manual.
Kondisi itu berlaku merata, sehingga tidak ada siswa atau peserta didik yang tidak terjangkau. Seluruh pengawas diminta bertanggung jawab penuh kepada para guru dan kepala sekolah, begitupun kepala sekolah, bertanggung jawab penuh kepada para guru, honorer guru maupun tenaga kependidikan di setiap sekolah.