Perempuan-perempuan Tangguh di Pengawasan KKP

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

JAKARTA — Sabtu, 5 Desember 1987 Presiden ke-2 RI, HM Soeharto, sangat menyayangkan bahwa di kalangan masyarakat masih ada yang meragukan kepahlawanan RA Kartini, padahal sudah sepakat untuk menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Nasional, ucap beliau di kutip dari Soeharto.co.

RA Kartini, keteladanannya terus hadir seolah menjelma dan menduduki tempat khusus dalam sejarah Indonesia modern sebagai seorang ibu. Sosoknya mampu menginspirasi wanita Indonesia. Mungkin tidak semua orang menyangka bahwa Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan-KKP ternyata juga memiliki Kartini Pengawasan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Salah satunya adalah Tri Iswardhani, perempuan kelahiran Kebumen, yang bertugas di Pangkalan PSDKP Benoa, Bali ini merupakan Pengawas Perikanan Madya yang merintis karirnya mulai dari Pengawas Perikanan Pertama.

Tri, demikian dia disapa, juga memiliki pengalaman memimpin Satuan Kerja Pengawasan.

”Sebelum ditugaskan di Benoa, saya pernah menjadi Kepala Satker PSDKP Karangantu (Banten) dan Pengambengan (Jembrana),” kisah Tri, Selasa (21/4/2020).

Tak cukup disitu, Tri ternyata menjadi salah satu otak penting yang mengungkap perdagangan insang pari manta ilegal yang terjadi di Pengambengan d 2014. Kasus itu sendiri sempat menjadi isu yang cukup banyak dibahas di berbagai media.

”Itu salah satu pengalaman yang luar biasa bagi saya, karena benar-benar tidak mudah mengungkap kasus tersebut,” ujar Tri

Sosok lain Kartini Pengawasan adalah Togu Katharina. Togu merupakan gadis keturunan Sumatera Utara yang banyak memiliki riwayat penugasan di wilayah Indonesia Bagian Timur.

Lihat juga...