Kapal Nelayan di Batang Tidak Melaut karena COVID-19

Puluhan kapal nelayan di Kabupaten Batang tidak melaut karena terdampak COVID-19 – Foto Ant

BATANG – Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Batang, Teguh Tarmujo mengatakan, puluhan kapal nelayan berbobot 80 Gross Ton (GT) di Batang tidak melaut, seiring dengan wabah COVID-19.

“Saat ini, para nelayan memilih menyandarkan kapalnya di dermaga karena banyak perusahaan pengolahan ikan yang tidak beroperasi,” kata Teguh, Selasa (5/5/2020).

Selama ini, hasil tangkapan ikan disetorkan ke sejumlah perusahaan pengolahan ikan. Namun pelaku usaha pengolahan ikan sudah tidak beraktivitas, karena wabah corona. Meski demikian, kondisi tersebut berbeda dengan para nelayan yang mempunyai kapal berbobot 40 GT, karena mereka memutuskan untuk tetap melaut.

“Bagi kapal nelayan berbobot 40 GT tetap melaut, karena surat izin melaut sudah keluar. Sehingga mereka tetap mencari ikan meski saat ini harga ikan turun hingga 30 persen,” tandasnya.

Wabah virus corona disebutnya, mempengaruhi aktivitas para nelayan. Mereka mulai kesulitan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. “Para nelayan nekad mencari ikan di laut karena hasil tangkapan ikan hanya untuk mengembalikan modal, mengingat harga ikan juga anjlok. Jika tidak berangkat melaut, surat izin melaut yang diurus sebelumnya sudah keluar, sehingga mereka mengalami dilematis,” tandasnya.

Tokoh nelayan Kabupaten Batang, Nur Untung Slamet mengatakan, sebagian warga di pelabuhan Klidang Lor bermata pencaharian nelayan. “Akan tetapi dengan adanya pandemi corona maka kini kondisi para nelayan memprihatinkan. Jika nelayan melaut selama 25 hari biasanya mendapatkan hasil Rp3 juta. Namun, karena pandemi COVID-19, harga ikan turun drastis sehingga pendapatan yang diperoleh hanya sekitar Rp1 juta,” pungkasnya. (Ant)

Lihat juga...