KSSK Respon Pelambatan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
JAKARTA — Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) merespons kondisi ekonomi yang dinamis pada kuartal pertama 2020. Seperti diketahui, bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis, ekonomi nasional tumbuh melambat 2,97 persen saja.
“Berbagai bauran kebijakan baik melalui kebijakan moneter, stimulus fiskal, maupun relaksasi di sektor jasa keuangan telah dikeluarkan,” terang Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Senin (11/5/2020) di Jakarta.
Langkah-langkah tersebut diambil oleh lembaga anggota KSSK untuk memoderasi perlambatan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan, sembari berusaha memitigasi berbagai risiko yang dapat timbul.
“Karena waktu dan kedalaman perlambatan ekonomi ini tidak dapat diestimasi secara tepat karena sangat bergantung pada penyebaran wabah Covid-19 itu sendiri,” terangnya.
Dari sisi kebijakan fiskal, kata Menkeu, pemerintah memberikan dukungan penanganan Covid-19 dan dampaknya melalui tambahan belanja, refocusing kegiatan dan realokasi anggaran Kementerian Negara/Lembaga termasuk Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
“Setelah Perppu 1/2020, Pemerintah melakukan eskalasi belanja bidang kesehatan, peningkatan belanja dan cakupan jaring pengaman sosial (social safety net), dukungan terhadap dunia usaha termasuk melalui relaksasi aturan perpajakan, serta pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional. Langkah ini dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan stimulus tahap pertama dan tahap kedua yang telah dilakukan sebelumnya,” papar Menkeu.
Sementara itu, dari sisi moneter, Gubernur Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, pihaknya menempuh kebijakan yang akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen dan sebagai langkah pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.