Petani Nanas di Siak Ramai Pesanan

Dia menjelaskan buah nanas yang dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Penyengat merupakan jenis Nanas Ratu. Nanas ini, kata dia, memiliki rasa yang khas dan lebih tahan lama dibanding jenis nanas lain. Hal itu juga disebut Supriadi berdampak pada meningkatnya permintaan nanas dari Pulau Jawa.

Supriyadi menceritakan awalnya ia sempat ragu dengan program budi daya nanas di lahan tersebut. Ia khawatir dengan pemasaran dan perawatan nanas apalagi dalam jumlah besar. Namun, ternyata mereka tidak berjalan sendiri dan mendapatkan pembinaan dari Program Community Development PT RAPP.

Kini ia malah menjadi paling aktif mengembangkan usaha budi daya nanas di kampungnya. Melihat keberhasilan itu, ia mengaku tak sedikit masyarakat mulai mengikuti jejaknya untuk membuka budi daya nanas.

Dainar Rifai, CD Officer RAPP mengatakan, saat ini kelompok tani Desa Penyengat sudah mandiri dan pihaknya hanya memberi pendampingan target dan prospek usaha di lahan seluas 58 hektare. Produksi kelompok tani binaan ini mencapai 110.350 nanas selama Januari-Maret 2020. Jumlah ini mengalami peningkatan dari periode sebelumnya yakni 104.700 nanas selama Oktober-Desember 2019 lalu.

Dainar menambahkan saat ini luas lahan untuk pengembangan nanas mencapai 250 hektare dan dikelola oleh 150 Kepala Keluarga (KK). Setiap minggu sekitar 40 ribu buah nanas dibawa ke pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Jumlah itu di luar permintaan nanas lokal sebanyak 15 ribu buah yang mereka layani setiap harinya.

Koordinator Program Agribisnis CD RAPP, Zamzuli Hidayat, menambahkan, para petani nanas menerapkan pengaturan jadwal panen. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi fluktuasi harga panen dan menjaga ketersediaan buah.

Lihat juga...