Purnawirawan Polisi ini Produksi Kerajinan Tempurung Kelapa

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Tempurung kelapa yang banyak terdapat di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini terbuang percuma, ternyata bisa diolah menjadi aneka kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi.

Selain itu, bambu pun mudah ditemui di pasar dan dijual demgan harga murah sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tangan untuk diperdagangkan.

“Setelah pensiun kerja saya ditawari bekerja di Surabaya tetapi hanya sebentar saja, lalu kembali ke Maumere,” kata Rafael Fallo, perajin tempurung kelapa asal Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (16/6/2020).

Rafael Fallo pensiunan polisi yang mengolah tempurung kelapa menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi saat ditemui di rumahnya, Selasa (16/6/2020). Foto: Ebed de Rosary

Rafael mengatakan, setelah kembali ke Maumere tahun 1997 dirinya mengaku tidak betah berdiam di rumah sehingga mencari kesibukan atau pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah.

Mantan Kapolsek Talibura ini pun melihat banyak tempurung kelapa yang terbuang sehingga dirinya mulai berpikir untuk memanfaatkannya dengan mengolah menjadi produk yang bernilai jual.

“Saya belajar sendiri dan mengolah tempurung kelapa menjadi tempat penyimpanan kapur sirih, tas, cerek, gelas dan asbak. Ternyata hasil karya saya banyak yang tertarik dan membelinya,” tuturnya.

Lelaki 70 tahun kelahiran Seoam, Eban Kabupaten Timor Tengah Utara ini mengaku, produknya dibawa oleh saudaranya untuk dijual di hotel Permatasari Maumere dan banyak wisatawan asing yang tertarik membeli.

Lihat juga...