ASI Enam Bulan Serap Karbon 95-153 Kg per Bayi

Editor: Koko Triarko

Pakar ASI, Dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM saat talkshow online Pekan Menyusui Dunia yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa, Rabu (12/8/2020). –Foto: Ranny Supusepa

JAKARTA – Pemenuhan gizi seimbang di masa Golden Period, merupakan langkah utama dalam mencegah gangguan tumbuh kembang pada anak, dan menjauhkan anak dari potensi terpapar gizi buruk. Pemenuhan ASI yang baik juga mampu menjadikan dunia kita menjadi lebih sehat dan terhindar dari krisis iklim. 

Koordinator Desk Politik WALHI, Khalisah Khalid, menyatakan bahwa krisis iklim merupakan suatu hal yang nyata yang ada di depan mata kita, dan tidak datang secara tiba-tiba.

“Krisis iklim ini merupakan suatu proses akumulasi dari proses industrialisasi yang dilakukan oleh manusia di Bumi ini secara masif,” kata Alin, demikian ia akrab dipanggil saat talkshow online ‘Pekan Menyusui Dunia’ yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa, Rabu (12/8/2020).

Berdasarkan data, salah satu penyumbang krisis iklim ini, paparnya, adalah dari sektor pangan yang mencapai 30 persen. Data FAO juga menunjukkan, dalam 10 tahun terakhir, kontribusi gas rumah kaca dari sektor industri susu mencapai 18 persen, yang sejalan dengan tingginya konsumsi produk susu formula.

 

“Kalau kita bicara dari hulu ke hilir terkait industri susu, kita bisa melihat penuh dengan masalah atau banyak jejak-jejak ekologis dari susu formula yang diberikan kepada bayi-bayi. Di hulu, ada alih fungsi lahan untuk peternakan skala besar, ini sudah menyumbang emisi,” ujarnya.

Pada sektor pengolahan, lanjutnya, dibutuhkan energi yang sangat besar, yaitu energi yang masih menggunakan energi fosil.

“Belum ditambah dengan kebutuhan air bersih, 4.700 liter untuk memproduksi susu. Artinya, ada pertarungan air bersih kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan industri,” imbuhnya.

Lihat juga...