HIPMI: Masker Menjadi Peluang Usaha di Masa Pandemi Covid-19
Editor: Makmun Hidayat
“Sesuai dengan arahan dari Pak Jokowi, bahwa kalau memang ada keberpihakan dari pemerintah untuk memakai produk lokal, maka produk lokal harus dibeli agar naiknya daya beli masyarakat serta ekonomi kita juga tumbuh,” ungkapnya.
Sementara itu Saifudin HS selaku Direktur PT Mitra Sarana Indo, menyebutkan sebelum adanya Covid-19 pihaknya tidak bergerak di bidang alat kesehatan sama sekali. Baru 4 sampai 5 bulan selama masa pandemik membuat masker, karena potensi bisnis masker cukup bagus.
“Karena kami melihat semua dana anggaran pemerintah refocusing sejak masa darurat ini, kemudian anggaran untuk alat kesehatan pada saat itu ada Rp75 triliun atau sekarang naik menjadi Rp84 triliun. Mulai dari pusat sampai ke tingkat Dinkes daerah yang dibeli itu hanya APD SET, APD masker dan lain sebagainya. Kemudian seperti kata Pak Presiden ada dana Rp170 trilliun juga belum digunakan. Di sini kami melihat peluang bisnis, kalau tidak menyesuaikan kami sudah tidak punya proyek lagi,” ungkapnya.
Tetapi saat ini sebut Saifudin, sayangnya bisnis masker dan alat pelindung diri (APD), khususnya N95 di dalam negeri mungkin terhitung baru di bawah 10 perusahaan yang memproduksinya. “Karena dalam berbisnis harus bisa rasional dan realistis sesuai dengan keadaan yang ada. Segera pivoting apa yang harus segera dilakukan dengan kondisi saat ini dan tidak bisa sendirian,” sebutnya.
Ayi Hani Susanti selaku Direktur Utama CV. Brilliant melalui aplikasi via Zoom juga menyampaikan bahwa seiring waktu Covid-19 menghantam Indonesia khususnya dunia, CV. Brilliant yang sebelumnya konsen dalam produksi seragam sekarang memproduksi berbagai jenis masker.