Laboratorium TAIP Produktif Budidaya Anggrek Khas Indonesia

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Proses kultur jaringan, kita ambil tunas anggreknya, misalnya jenis Dendrobium atau anggrek Vanda. Lalu, tunas itu dibawa ke laboratorium untuk diproses dengan media. Biasanya satu tunas anggrek itu ada tiga mata tunas,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan lagi, tunas anggrek itu diproses dengan menggunakan seker dimasukkan di media, lalu digoyang-goyang dengan alat khusus, selama satu hari satu malam atau kurang lebih 16 jam.

“Nah, proses digoyang-goyang dengan waktu 16 jam ini dilakukan rutin dalam 6 bulan. Selama waktu itu akan keluar PLB (Protocom Like el Bodies) anggrek. Lalu, diproses lagi biar keluar PLB yang banyak. Setelah itu baru dipindah ke media padat (botol kaca), diproses lagi. Lamanya proses kultul jaringan ini 1,5 tahun,” urainya.

Sedangkan metode vegeratif (hibridisasi) adalah sistem persilangan dengan menggunakan biji anggrek yang secara genetis akan menghasilkan tanaman yang beragam dalam jumlah yang banyak.

Biji pada tanaman anggrek diperoleh melalui proses penyerbukan (polinasi) yang diikuti dengan pembuahan.

Persilangan pada tanaman anggrek tidak bisa terjadi secara alami kecuali pada jenis anggrek tertentu. Dan anggrek memiliki struktur bunga yang khas dengan kepala putik yang terletak didalam maka sulit terjangkau serangga. Penyerbukan alami dengan bantuan angin juga jarang terjadi. Salah satu caranya adalah penyerbukan dengan bantuan manusia.

“Penyerbukan dengan bantuan manusia dilakukan melalui persilangan (hibridisasi). Persilangan ini dilakukan untuk memperkaya keanekaragaman genetik pada tanaman anggrek. Proses persilangan anggrek ini lamanya 9 bulan,” ujarnya.

Lihat juga...