Masyarakat Perlu Hati-hati dengan Hoaks Covid-19

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Dosen psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta menyebutkan pandemi virus corona (Covid-19) tak lepas dari sasaran penyebaran hoaks.

Ironisnya masih ada saja warga yang termakan hoaks lalu menyebarkannya tanpa memastikan kebenarannya fakta lebih dulu. Semakin masifnya penyebaran hoaks tak lepas dari kedisiplinan warga masyarakat yang rendah dan malasnya warga mevalidasi informasi membuat hoaks semakin mudah dan cepat disebarkan.

“Pertama adalah muncul yang disebut sebagai disobedience social, masyarakat tidak patuh. Karena info yang diterima tidak benar, masyarakat kita mau tidak mau, kita akui mereka malas untuk melakukan cross check terkait informasi yang berkembang,” kata Dosen Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ikhwan Lutfi, saat dialog di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).

Menurut Ikhwan banyaknya orang yang ingin melakukan pengecekan fakta terhadap suatu kabar hanya berkisar 1 persen. Akibatnya, apa yang disampaikan tidak benar dan tersebarlah hoaks, sehingga orang jadi terpola pikirannya, apa yang disampaikan tidak benar.

“Pemikiran heuristik seseorang dapat menyebabkan kemalasan. Ini juga menjadi salah satu pendorong manusia untuk cenderung menerima apa yang sudah didapatkan tanpa mengecek ulang. Misalnya ‘Oh ini ada sesuatu yang menarik ini. Sudah saya terima untuk apa dicek lagi?’. Nah itu, di situ membuat kita jadi malas,” ujarnya.

Penyebaran kabar-kabar dari sejumlah tokoh, kata Ikhwan juga memiliki pengaruh yang besar. Sebab, dari sini pula penyebaran hoaks bisa tersebar dengan cepat. Apalagi sebutnya, dibumbui oleh seorang tokoh kemudian jadi viral, lalu orang itu eksis pingin dianggap berjasa paling dulu menyebarkan,” ungkapnya.

Lihat juga...