Pembudidaya Jamur Tiram di Lebak Kewalahan Layani Permintaan

Jamur tiram produksi Kabupaten Lebak, Banten, yang sejak sepekan terakhir ini mengalami peningkatan permintaan konsumen – Foto Ant

LEBAK – Sejumlah pembudidaya jamur tiram di Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir kewalahan melayani permintaan konsumen yang meningkat.

“Meningkatnya permintaan konsumen itu karena banyak masyarakat menggelar pesta pernikahan,” kata Majen, Ketua Pembudidaya Jamur Tiram “Nubalarea”, di Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Rabu (5/8/2020).

Produksi jamur tiram di wilayahnya itu mencapai lima kuintal per-hari. Mereka tetap tidak mampu memenuhi permintaan konsumen yang mencapai satu ton per-hari. Saat ini, harga jamur tiram di tingkat perajin menembus Rp10.000 per-Kg. Dan jika diakumulasikan dengan produksi satu ton tersebut, maka perguliran uang mencapai Rp10 juta per-hari.

Meningkatnya permintaan konsumen itu karena banyaknya masyarakat yang menggelar pesta pernikahan. Dipastikan kondisi tersebut akan berlangsung sampai dengan September 2020. Para pembudidaya jamur tiram tersebut mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah, yang memperbolehkan masyarakat menggelar pesta pernikahan di masa pandemi. Hal itu sesuai Peraturan Bupati (Perbup) No.28/2020, tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Namun demikian, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, pada saat menggelar pesta pernikahan. “Kami sangat terbantu adanya kebijakan itu ditengah pandemi COVID-19,” tambahnya.

Pembudidaya jamur tiram lainnya, Sarif (55), warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan, selama ini permintaan pasar cenderung meningkat. Hal itu membuat pembudidaya merasa kewalahan melayani permintaan konsumen.

Lihat juga...