Semanggi dan Enceng Gondok Bermanfaat untuk Fitoremediasi Polutan

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Pencemaran akibat buangan industri, menjadi salah satu masalah yang perlu ditanggulangi. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan berbagai ancaman, termasuk perubahan kualitas air akibat masuknya limbah yang berasal dari kegiatan industri.

“Terutama limbah industri yang mengandung senyawa organik bahkan logam berat. hal itu akan menyebabkan semakin tingginya bahan pencemar yang dibawa oleh aliran sungai, menuju muara dan akan terakumulasi di laut,” papar peneliti bidang Mikrobiologi, Bioteknologi dan Ilmu Lingkungan, Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Dr. Endah Rita Sulistya Dewi, S.Si., M.Si di Semarang, Rabu (12/8/2020).

Jika pencemaran tersebut terus terjadi akan berpengaruh pada biota air tawar dan biota laut, yang nantinya juga berdampak pada kehidupan manusia yang ketergantungannya terhadap lingkungan perairan tawar maupun laut.

“Salah satu proses pengolahan limbah, untuk mengurangi masalah pencemaran oleh senyawa organik, logam berat dengan teknik bioremediasi, sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan dengan memanfaatkan makhluk hidup, khususnya menggunakan mikroba,” terangnya.

Peneliti bidang Mikrobiologi, Bioteknologi dan Ilmu Lingkungan UPGRIS, Dr. Endah Rita Sulistya Dewi, memaparkan teknik bioremediasi dan fitoremediasi, dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan, saat ditemui di Semarang, Rabu (12/8/2020). -Foto Arixc Ardana

Mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, terutama untuk mengatasi pencemaran lingkungan (bioremediasi), baik di lingkungan perairan maupun tanah.

Lihat juga...