Produksi Tungku Tanah Kala Kemarau Tingkatkan Permintaan Sekam Padi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kebutuhan akan sekam menurut Budiono didukung oleh wilayah Palas sebagai sentra pertanian padi. Saat musim panen padi pasokan sekam cukup melimpah di wilayah tersebut. Peningkatan permintaan sekam padi diakuinya menyesuaikan order dari pengecer tungku tanah. Order terbanyak diperoleh dari wilayah Banten, Jawa Barat dan Sumatera Selatan.

“Pesanan dalam jumlah banyak dominan bisa dipenuhi dalam waktu sebulan sehingga pengepul selalu mendapat kiriman tungku tanah,” beber Budiono.

Tungku tanah disebut Budiono dijual mulai harga Rp25.000 hingga Rp50.000 sesuai ukuran. Ukuran tungku buatan Budiono mulai kecil, sedang hingga besar. Meski alat memasak modern telah banyak dipakai permintaan tungku tanah bisa mencapai 500 hingga 700 buah per bulan. Peminat sebagian merupakan ibu rumah tangga, pemilik warung hingga restoran.

Kala pandemi Covid-19 sektor usaha pembuatan tungku menurutnya masih bisa memberi penghasilan. Rata-rata dijual Rp20.000 per tungku sebanyak 500 buah ia masih bisa mendapat omzet Rp10 juta per bulan. Memiliki sekitar lima karyawan dalam pembuatan tungku ia mengupah satu tungku Rp5.000. Sehari rata-rata karyawan diberi upah Rp75 ribu untuk sebanyak 15 tungku yang dibuat.

“Meski sebagai usaha kecil selama Covid-19 usaha pembuatan tungku masih bisa memberi sumber penghasilan,” cetusnya.

Harno, warga Sukamulya yang menjual tungku secara keliling mengaku kebutuhan masih tinggi. Pemesan tungku berbahan tanah dan abu sekam itu dominan merupakan pemilik warung. Keberadaan tungku menurutnya bisa mendorong perputaran uang. Sebab sejumlah pedagang gorengan, makanan tradisional mengandalkan tungku tanah liat untuk memasak.

Lihat juga...