Gunung Merapi Alami 59 Kali Gempa Guguran
YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, Gunung Merapi mengalami 59 kali gempa guguran, selama periode pengamatan Jumat (13/11/2020) mulai pukul 00:00-24:00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyebut, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat terjadi 306 kali gempa hybrid atau fase banyak, 69 kali gempa hembusan, dan 45 kali gempa vulkanik dangkal.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi, dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 75 meter di atas puncak. Pada periode pengamatan itu, dilaporkan pula suara guguran sebanyak lima kali dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dan PGM Kaliurang, Sleman.
Sementara untuk laju deformasi Gunung Merapi, diukur menggunakan Electronic Distance Mmeasurement (EDM) Babadan, rata-rata 13 sentimeter (cm) per-hari. BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata diminta tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu, terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. (Ant)