Harga Bunga Tabur di Semarang, Melonjak
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Harga bunga tabur di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang mulai merangkak naik, seiring dengan menipisnya stok bunga, sementara permintaan tetap tinggi. Hal tersebut disampaikan Rodiyah, seorang pedagang bunga tabur di Pasar Peterongan Semarang, ketika ditemui di sela-sela berjualan, Jumat (20/11/2020).
“Sudah seminggu ini, harga bunga tabur naik, sekitar Rp 5ribu per keranjang. Jika sebelumnya dijual Rp25 ribu, sekarang bisa Rp30 ribu – Rp35 ribu. Tergantung kesegaran bunga, kalau masih kelopak Rp35 ribu, sementara kalau sudah terlepas Rp30 ribu,” jelasnya.
Dipaparkan, kenaikan harga tersebut karena stok bunga terbatas, sementara peminat masih tinggi. “Bunga ini ada yang kirim, dari kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, hingga Kopeng di Salatiga. Kata petani, stok bunga berkurang karena musim hujan, kelembapan tinggi, bunga banyak yang rusak, jadi tidak bisa dipanen,” terangnya.
Rodiyah juga menjelaskan, kenaikan harga juga dipengaruhi oleh hari pasaran. Misalnya, pada hari ini, Jumat (20/11/2020), dalam perhitungan Jawa tercatat sebagai Jumat Kliwon, yang sering kali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berziarah.
“Jadi permintaan bunga tabur meningkat, banyak yang membeli. Akhirnya, harga juga ikut naik,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Giyanti, pedagang bunga tabur di pasar Randusari Semarang. Di salah satu sentra pasar bunga di Kota Semarang tersebut, kenaikan harga juga terjadi.
“Tidak hanya bunga tabur, jenis bunga yang lain juga naik, seperti bunga sedap malam. Sebelumnya per tangkai kita jual Rp10 ribu, sekarang naik jadi Rp15 ribu per tangkai. Bunga sedap malam ini juga dicari oleh peziarah, selain bunga tabur untuk diletakkan di pemakaman,” tambahnya.