Akademisi: Indonesia Harus Menggali Dampak Positif dari Fenomena Alam
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Sudah saatnya, Indonesia yang termasuk daerah rawan bencana mulai menggali dampak positif dari fenomena alam yang terjadi. Yang harus dikembangkan harusnya bukan hanya infrastruktur mitigasi, tapi juga upaya pemberdayaan masyarakat dan lingkungan dalam mencegah bencana, serta upaya adaptasi pada kondisi alam tersebut.
Dosen Vokasi Universitas Gadjah Mada, Agus Maryono menyatakan bahwa perlu ditelusuri dan didiskusikan tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan bencana.
“Temuan baru, pengembangan ilmu pengetahuan harus digunakan dalam memanfaatkan potensi negatif dari fenomena alam sehingga bisa membawa manfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Agus dalam salah satu acara online, Rabu (30/12/2020).
Ia mencontohkan fenomena alam La Nina yang selalu dikaitkan dengan dampak negatif. Misalnya potensi kerusakan tanaman akibat banjir karena curah hujan yang tinggi atau serangan rob pada lahan pertanian pesisir atau kegagalan panen akibat munculnya penyakit tanaman yang dipicu oleh kelembapan udara.
“Tahun ini dinyatakan sebagai tahun basah akibat La Nina. Harusnya kita syukuri itu sebagai tahun berkah yang bisa kita manfaatkan. Kenapa? Karena dengan kondisi basah ini maka akan ada peluang percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan maupun ladang, meningkatkan produksi perluasan lahan pasang surut,” paparnya.
Belum jika ditinjau dari berkurangnya salinitas air laut akibat curah hujan tinggi akan mampu mengembangkan lahan pesisir. Lalu di sektor perikanan darat akan membuka peluang untuk dikembangkan.
“Untuk daerah semi kering dan daerah kering, sudah pasti hujan ini akan bisa dimanfaatkan sebagai cadangan air. Air tanah bisa terisi. Begitu pula danau, telaga dan situ. Alur sungai bisa sempurna terbentuk. Sehingga ekosistem dan lingkungan akan terbaharui,” paparnya lebih lanjut.