Akademisi: Manajemen Budidaya Pengaruhi Kualitas Produk Ternak
SOLO — Akademisi dari Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Adi Ratriyanto menyebut manajemen budidaya mempengaruhi kualitas produk hewan ternak, sehingga harus benar-benar dipastikan berjalan dengan baik.
“Terutama ternak unggas yang rawan menghadapi ‘heat stress’ (penyakit akibat paparan panas), untuk mengatasi hal ini harus dilakukan beberapa metode, salah satunya melalui perbaikan manajemen budidaya,” katanya di Solo, Selasa (15/12/2020).
Ia mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menyediakan kandang tertutup, sehingga bisa diatur suhu ruangannya. Selain itu, dengan mengoptimalkan densitas kandang agar tidak terjadi akumulasi panas yang berlebihan.
“Upaya lain, dapat juga melakukan modifikasi kandungan nutrien pakan. Melalui upaya ini diharapkan dapat diperoleh performa ternak dan kualitas produk ternak, seperti daging dan telur yang baik,” katanya.
Ia berharap perbaikan performa ternak tersebut dapat sejalan dengan meningkatnya performa dan kesejahteraan peternak sebagai ujung tombak budidaya perunggasan di Indonesia.
Menurut dia, hal tersebut penting mengingat perbaikan produktivitas dan kualitas produk ternak unggas juga sangat penting bagi tersedianya bahan pangan hewani yang dapat mendukung kesehatan masyarakat, terutama pada era pandemi COVID-19 saat ini.
Sementara itu, paparan Adi Ratriyanto tersebut akan disampaikan pada pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar ke-31 Fakultas Peternakan dan ke-229 UNS pada Rabu (16/12).
Dalam pidato pengukuhan yang berjudul “Pendekatan Nutrisi dalam Produksi Ternak Unggas Menghadapi Heat Stress pada Era Tanpa Antibiotik”, Adi mengaku mengangkat tema tersebut karena iklim tropis di Indonesia dengan temperatur tinggi dan pelarangan penggunaan antibiotik dalam pakan ternak masih menjadi isu menarik untuk dibahas.