Aksi Jual-Gadai Emas di Bandar Lampung, Meningkat

Editor: Koko Triarko

Nursalim menyebut, pedagang emas kerap telah mengantisipasi aksi jual oleh pelanggan. Kebutuhan yang meningkat saat masa pandemi Covid-19, menurutnya membuat emas menjadi barang berharga. Keputusan menjual emas tersebut telah disepakati bersama sang istri. Kebutuhan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok lainnya, menjadi alasan emas miliknya dijual dan digadaikan.

Sementara itu Edwin Harianto, pemilik toko emas, menyebut usaha kerajinan emas perhiasan telah terbiasa dengan tren penjualan oleh masyarakat. Aksi jual tersebut menurutnya kerap dilakukan jelang lebaran Idulfitri, Natal dan Tahun Baru. Aksi jual emas makin terlihat selama pandemi Covid-19. Sebagian toko emas bahkan memilih tutup sejak dua bulan terakhir.

“Saya memilih tetap buka, karena banyak pelanggan menelepon terlebih dahulu, usaha toko emas juga berbasis kepercayaan, siap jual dan siap beli,” bebernya.

Edwin Harianto menyebut, perkonomian masyarakat yang memburuk akibat Corona membuat daya beli masyarakat rendah. Tren membeli emas untuk perhiasan didominasi oleh sejumlah pasangan yang akan menikah. Jenis mas kawin berupa emas, cincin, kalung dan gelang banyak diminta untuk kebutuhan pernikahan. Namun, persentase permintaan membeli lebih rendah dibanding menjual.

Ia mengaku t tetap membuka toko emas untuk melayani pelanggan, karena pelanggan merupakan raja yang harus dilayani. Sebagian besar konsumen terpaksa menjual atau menggadaikan emas karena butuh uang. Kualitas perhiasan emas yang dibuat olehnya cukup diminati, sehingga dalam sehari puluhan konsumen datang.

“Sehari ini sudah ada belasan pelanggan datang, hanya lima orang membeli sebagian menjual emas kembali ke toko kami,”cetusnya.

Lihat juga...