Gurihnya Kudapan Khas Bandung Serabi Bertabur Oncom
Editor: Mahadeva
JAKARTA – Serabi Bandung, memiliki kekhasan tersendiri, seperti tekstur yang berpori dan lembut dan terasa gurih saat disantap. Terdapat dua jenis serabi Bandung, gurih pedes dengan taburan oncom dan manis legit bertabur kuah kinca.
Nama serabi atau surabi, berasal dari bahasa Sunda yang berarti besar. Dan sejak 1920-an, serabi menjadi jajanan tradisional yang cukup terkenal. Bahkan dalam perkembangannya, serabi berbahan tepung beras dapat ditemui di berbagai daerah di Indonesia dengan ciri khasnya masing-masing.
“Serabi Bandung ini, bentuknya lebih tebal dan teksturnya berpori. Cita rasanya kalau yang ditaburi oncom itu gurih pedes. Yang original itu manis gurih, karena dimakan dengan kuah kinca, yang terbuat dari gula merah,” ujar Dodo Andoyo, pedagang serabi Bandung saat ditemui Cendana News di warungnya, Jalan Lapan Kalisari, Jakarta Timur, Sabtu (26/12/2020).
Menurutnya, bahan serabi Bandung tidak berbeda dengan serabi di daerah lainnya. Terbuat dari tepung beras, parutan kelapa muda dan garam. Cara pembuatannya, bahan-bahan tersebut disatukan dan aduk hingga rata. Setelah adonan merata, barulah siap untuk dimasak di tungku berbahan tanah liat.

Untuk menjaga konsistensi rasa, Dodo memasak serabi dengan cara tradisional, yakni dengan menggunakan api dari kayu bakar. “Saya mempertahankan keaslian serabi Bandung, dimasak dengan kayu bakar. Rasanya lebih lezat, banyak pelanggan juga yang bilang begitu. Katanya kalau dimasak dengan kompor gas, rasanya itu beda, kurang enak,” ujar ayah empat anak ini. Proses memasak serabi tidak lama. Hanya membutuhkan waktu 10 menit, serabi yang dimasak di dalam tungku dengan cara dibakar sudah dapat diangkat dan siap disantap.