Keberangkatan

CERPEN AMRIN ZURAIDI RAWANSYAH

Keterangan:

Pelaman dalam bahasa Melayu-Senganan Sanggau, Kalimantan Barat, mengacu pada pengertian pemukiman yang dibuat di bekas huma, kebun, lubuk atau semacamnya. Didiami oleh satu atau lebih kepala keluarga. Letaknya lumayan jauh dari kampung induk.

Tawang : lubuk, danau kecil berawa

Tonang : tenang (danau kecil berawa yang menimbulkan kesan tenang).

Imay, dalam beberapa pengertian dapat secara sederhana ditafsirkan sebagai kesaktian. Namun dalam pengertian yang lebih khusus, imay adalah semacam kekuatan supranatural (ada yang menyebutnya datuk, hantu, siluman) yang menjadi sumber kekuatan penyembuh sang pemiliknya.

Amrin Zuraidi Rawansyah, penulis yang lahir di  Sungai Muntik, Kalimantan Barat, 17 September 1978. Pernah bergabung dengan Teater Bhinneka Pontianak, bernaung pada Yayasan Enggang Terbang Mandiri pimpinan Andreas Acui Simanjaya. Menulis sejumlah naskah teater, termasuk naskah “Wali Sudah Mati” dan monolog “Recht”. Membuat kumpulan puisi indie “Sajak-sajak Lelatu”. Bersama Pay Jarot Sujarwo dan Yophie Tiara, membuat antologi cerpen “Nol Derajat”.
Atas kerjasama Lembaga Seni Budaya Borneo dan Pemerintah Kota Pontianak, menerbitkan kumpulan cerpen “Wanita Penjaga Api”. Tahun 2014, kumcer ini diterbitkan ulang oleh Pijar Publishing.

Redaksi menerima cerpen. Tema bebas tidak SARA. Cerpen yang dikirim orisinal, hanya dikirim ke Cendana News, belum pernah tayang di media lain baik cetak, online atau buku. Kirim karya ke editorcendana@gmail.com. Karya yang akan ditayangkan dikonfirmasi terlebih dahulu. Jika lebih dari sebulan sejak pengiriman tak ada kabar, dipersilakan dikirim ke media lain. Disediakan honorarium bagi karya yang ditayangkan.

Lihat juga...