Permintaan Pupuk Organik dari ‘Kohe’ di Bekasi, Terus Melonjak
Editor: Makmun Hidayat
BEKASI — Banyaknya pengembangan tanaman pohon atau budidaya tanaman hortikultura di wilayah Bekasi, Jawa Barat, membuat permintaan akan pupuk kandang ikut melonjak. Hal itu menjadikan peternak di pedesaan ikut merasakan imbasnya dari kotoran hewan (Kohe) peliharaannya bisa bernilai.
Permintaan akan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk organik atau di kalangan petani Bekasi lazim disebut Kohe, terus meningkat. Hal tersebut diakui oleh Nurhasan, warga Desa Setiaasih, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi yang masih berstatus mahasiswa tingkat akhir di UNISMA.
“Alhamdulillah permintaan sekarang, melonjak hingga saya keteteran juga memenuhi permintaan akan Kohe, dari berbagai wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi,” ujar Nur Hasanuddin kepada Cendana News, Senin (28/12/2020).

Diakuinya Minggu kemarin, ia memenuhi permintaan 2 ton untuk wilayah Cikarang Selatan dan Tambun. Kohe sendiri dikumpulkan dari sejumlah peternak di desanya yang masih banyak memelihara kambing, sapi dan ayam.
Menurutnya permintaan tertinggi untuk dijadikan pupuk organik adalah jenis Kohe kambing. Permintaan terus berdatangan, minimal dalam ukuran satu ton.
“Tidak ada mesin khusus untuk mengolah kotoran kambing hanya dikumpulkan dikeringkan, lalu dikarungi dalam ukuran karung 50 kg. Satu karung, harganya lumayan bisa mencapai Rp20 ribu, tetapi tergantung pada tawar menawar saja sebenarnya,” ujar Acan sapaan akrab Nur Hasanuddin, mengaku satu karung memiliki berat hingga 45 kilogram.